Bakti Tanpa Pamrih dari Bripka Alim Busra, Sisihkan Gaji Demi Jalan Desa

 



Senin 30 Juni 2025, 10:23 WITA


Penulis: Ahmad Elyas Bhagy, hnmindonesia.com


Kolut, — Di tengah keterbatasan anggaran desa dan lambannya penanganan infrastruktur, muncul sosok yang menjadi harapan warga. Ia bukan pejabat, bukan pula kontraktor, melainkan seorang polisi berpangkat Bripka yang sehari-hari bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Latawaro. Namanya Bripka Alim Busra.


Dengan seragam dinas dan sepatu kerja yang mulai lusuh oleh tanah dan debu, Bripka Alim Busra memilih langkah berbeda dalam menjalankan tugasnya. Ia tak hanya hadir sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, tetapi juga berperan nyata dalam pembangunan desa — salah satunya dengan memperbaiki jalan yang rusak parah, menggunakan dana pribadi dari gajinya sendiri.


Jalan Rusak, Warga Mengeluh


Jalan poros di Desa Latawaro, Kecamatan Lambai sejak lama menjadi keluhan warga. Jalan itu menjadi urat nadi penghubung antar dusun dan akses utama bagi anak-anak sekolah, petani, serta ibu-ibu yang membawa hasil kebun ke pasar. Namun, kondisi jalan berlubang dan becek saat hujan membuat aktivitas warga terhambat.


“Saya lihat sendiri bagaimana warga susah lewat. Ada yang jatuh, motor rusak, bahkan pernah ada ibu hamil yang hampir tak bisa dibawa ke puskesmas karena mobil tidak bisa masuk,” ungkap Bripka Alim saat ditemui di lokasi perbaikan jalan.






Gaji Disisihkan, Tanpa Publikasi


Dengan segala keterbatasan, Alim tak menunggu bantuan pemerintah. Ia mengalokasikan sebagian dari gajinya secara rutin untuk membeli material seperti batu dan pasir. Tidak ada upacara seremonial, tidak ada pengumuman, hanya aksi nyata yang perlahan-lahan membuahkan hasil.


“Saya sisihkan sedikit demi sedikit dari gaji saya, kadang Rp500 ribu, kadang lebih kalau ada rezeki tambahan. Saya tidak mau hanya menunggu, karena warga sangat butuh jalan ini bagus kembali,” ujarnya dengan nada rendah hati.


Gotong Royong dan Kepercayaan Warga


Aksi Bripka Alim menyulut semangat gotong royong warga. Kini, setiap akhir pekan, sejumlah pemuda desa ikut turun tangan membantu memperbaiki jalan. Ada yang membawa alat, ada yang menyumbang tenaga, ada pula yang menyumbangkan makanan dan air minum.


“Pak Alim itu bukan sekadar polisi. Beliau panutan. Tidak banyak bicara, tapi selalu memberi contoh nyata. Kami sebagai warga sangat terbantu dan terharu,” kata seorang warga.


Bakti Tanpa Pamrih dari Bripka Alim Busra, Sisihkan Gaji Demi Jalan Desa


Bagi Bripka Alim Busra, apa yang ia lakukan bukanlah pencitraan, melainkan bentuk tanggung jawab moral sebagai abdi negara yang berada di tengah-tengah masyarakat.


“Menjadi Bhabinkamtibmas itu bukan hanya soal keamanan, tapi juga harus peduli dengan kehidupan sosial warga. Saya yakin, kalau kita tulus, masyarakat juga akan percaya dan mendukung kita,” pungkasnya.


Aksi kecil Bripka Alim Busra menjadi bukti bahwa perubahan tidak harus datang dari atas. Ia membuktikan, dengan ketulusan dan kepedulian, seorang individu bisa menjadi cahaya di tengah gelapnya persoalan desa. Di Latawaro, namanya kini bukan sekadar simbol hukum dan ketertiban — ia adalah harapan.


أحدث أقدم