Kisah Pilu Siswa SMP di Luwu Timur, Dibully Hingga Trauma Serius, Sempat Teriak Minta Tolong

 



Minggu, 15 Juni 2025


Oleh: Putri Novasari


LUWU TIMUR,HnmIndonesia.com,- Kasus perundungan di sekolah kembali terjadi di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Kali ini dialami IS (13) siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri I  Malili.


Didampingi kedua orang tuanya, IS menceritakan aksi perundungan yang dialaminya. Kekerasan fisik yang dialaminya bermula ketika jam istirahat, saat itu dia sedang berada di dalam kelas lalu diajak oleh seorang temannya untuk menghadap Walikelasnya. 


"Ternyata itu hanya jebakan, saya dibawa ke kelas lain lalu dipukuli dan diinjak pada paha dan selangkangan," cerita IS, Minggu (15/06/2025).


IS  menyebut saat dalam kelas, dia dianiaya lima orang rekannnya secara bergantian. Satu bertugas memengangi kedua tangannya, lalu dua lainnya menendang selangkangan dan menginjak paha sementara yang lainnya menutup pintu.


"Saya sempat berteriak minta tolong, memanggil ibu Guru, tapi mungkin teriakanku tidak ada yang dengar," katanya.


Aksi perundungan itu baru terhenti, setelah korban berusaha berteriak memanggil gurunya. Para pelaku lalu keluar kelas, meninggalkan korban seorang diri.


Dalam kondisi kesakitan, korban kemudian bersandar ditembok sekolah. Namun, penganiayaan yang dialaminya tidak berhenti disitu. IS kembali kekerasan fisik hingga hidungnya berdarah.


"Setelah kekerasan dalam kelas, saya berusaha duduk melantai dan bersandar di dinding dengan posisi kaki telentang, saat itu ada kakak kelas yang melintas dan langsung mencekik dan memukul wajahku hingga hidung berdarah," kata IS.


Pelaku kata IS salahpaham dan mengira  dirintangi jalannya. Setelah dipukuli pada wajah, IsS kemudian ditolong temannya yang lain untuk dibawa ke ruang guru.


Di sana, para guru kemudian melarikan IS ke Puskemas Malili dan mencari pelaku yang diduga menganiaya IS hingga berdarah.


"Perundungan seperti ini sudah sering saya alami, bukan sekali ini saja, tapi tidak sampai berdarah, boleh dicek CCTV sekolah," ujarnya.


Sementara HD (35) Ibu kandung IS menyayangkan sikap Kepala Sekolah SMPN 1 Malili yang kurang berempati terhadap kasus yang dialami anaknya.


Kepala Sekolah baru datang membesuk siswanya setelah kasus ini ramai di sosial media dan pemberitaan.


"Kami sudah membuat laporan polisi dan berharap para pelaku bisa bisa diberi sanksi tegas atas perbuatannya. Kami berharap kasus serupa tidak terulang dan terjadi di sekolah lain," harap HD.


HD mengaku, akibat kasus perundungan itu, anaknya mengalami trauma serius dan tidak mau lagi melanjutkan pendidikannnya di sekolah yang sama, jika para pelaku tidak dipindahkan.


Adapun Isbahuddin, Kepala Sekolah SMPN 1 Malili, kasus ini sedang ditangani Guru Bimbingan Konseling (BK).


"Juga sudah ditangani Komisi Perlindungam Anak, sementara untuk siswa yang terlibat kami beri sanksi pengembalian pada orang tuanya,"



(Fauzan)

أحدث أقدم