Polisi di Luwu Timur, Amankan Mobil Bermuatan 54 Jerigen Solar Ilegal

 




Selasa 17 Juni 2025


Oleh: Putri Novasari


LUWU TIMUR,- Satuan Reserse Kriminal Polres Luwu Timur melalui Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) berhasil mengamankan satu unit mobil yang membawa puluhan jerigen berisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar ilegal di wilayah Desa Laskap, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur.


Pengamanan tersebut dilakukan pada hari Selasa, 17 Juni 2025 sekitar pukul 13.00 WITA di Dusun Labosek, Desa Laskap. Dipimpin langsung oleh Kanit Tipidter IPTU Muh. Mubin, S.H., M.H, bersama anggota unitnya, polisi mengamankan satu unit mobil Suzuki Mega Carry berwarna hitam dengan nomor polisi DT 8109 AJ yang bermuatan 54 jerigen berkapasitas 33 liter, seluruhnya berisi BBM jenis solar.


Pemilik mobil dan BBM tersebut diketahui berinisial SW, 32 tahun, warga Desa Patika, Kecamatan Tolala, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil penyelidikan, SW membeli solar tersebut dari para pelangsir di Dusun Labose, Desa Laskap melalui perantara seorang warga setempat berinisial MS.


Kepala Seksi Humas Polres Luwu Timur, Bripka Muh Andi Taufiq mengatakan modus operandi yang digunakan adalah, SW terlebih dahulu menghubungi MS via telepon untuk menanyakan ketersediaan BBM.


"Setelah mendapat jawaban positif, SW pun berangkat dari Kecamatan Tolala menuju ke lokasi. Setibanya di Dusun Labose, kendaraan milik SW diparkir di salah satu rumah warga. Kemudian, anggota dari MS secara berulang kali menjemput BBM jenis solar dari rumah-rumah pelangsir menggunakan mobil Suzuki Carry putih hingga terkumpul 54 jerigen," kata Bripka Muh Taufiq, Selasa (17/06/2025).


Rencananya, BBM ilegal ini akan dibawa ke Desa Patila, Kecamatan Tolala, Kabupaten Kolaka Utara untuk dijual kembali ke pihak tambang industri.


Kasus ini kini dalam penanganan pihak kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut. Pihak Polres Luwu Timur juga mengimbau masyarakat agar tidak terlibat dalam praktik jual beli BBM ilegal karena dapat merugikan negara dan membahayakan keselamatan.

أحدث أقدم