Laporan: Adi Yomi, Luwu Timur
HNM Indonesia.com, Belasan siswa SMKN 2 Malili, yang ikut dalam pendidikan dan pelatihan dasar Kelompok Pecinta Alam (KPA) Sanggar Kreatif Anak Rimba (Sangkar) menjadi korban keberingasan seniornya. Mereka mendapatkan penyiksaan saat menjalani diklat di desa Bungadidi, Kecamatan Bone-Bone, Luwu Utara, pekan lalu.
Satu diantaranya meninggal dunia dengan luka lebam di wajahnya, sementara lainnya luka diwajah, perut dan kaki. Sementara korban meninggal dunia, Muhamad Rifaldi, 18 tahun, sudah dijemput keluarganya, dan disemayamkan di rumahnya di desa Kanawatu, Kecamatan Wotu. Rencananya, Ahmad Rifaldi, akan dikebumikan, Minggu 14/03/21, besok.
Aditia, salah seorang korban selamat, menuturkan, dia bersama rekan-rekannya memang mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan. Kekerasan fisik kerap mereka dapatkan selama mengikuti diklat.
"Saat pencabutan ham, kami semua dipukuli, kemudian kami mendaki gunung, malam hari kami kembali dipukuli, dan saat itu, almarhum Rifaldi, jatuh dari gunung, kami mau evakuasi, tapi dilarang, dan kami diminta untuk tinggalkan dan katanya nanti panitia yang urus, hari terakhir, kami baru dapat kabar kalau Rifaldi meninggal," kata Aditia.
Kekerasan fisik yang dialami peserta kata Aditia, diantaranya dipukuli wajah, perut, ditendang dan dipukuli pakai kayu. Kekerasan seperti itu juga dialami empat orang peserta perempuan.
Sementara panitia pelaksana Diklatsar KPA Sangkar, kini belum diketahui keberadaanya. Polisi masih melakukan penyelidikan dan melacak keberadaan mereka. (*)