Atribut Parpol Masuk Kampus, Mahasiswa IAIN Palopo Unjuk Rasa Tuntut Rektor Dicopot



Selasa, 26 Oktober 2021 | 19.05 WITA

Oleh: Tim HNM


Palopo, Sulsel – Sejumlah mahasiswa yang mengklaim diri tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus IAIN Palopo menggelar aksi unjuk rasa di depan Rektorat IAIN Palopo, Selasa (26/10/2021).


Aksi yang dilakukan puluhan mahasiswa tersebut, menuntut adanya atribut parpol yang masuk di ruang seminar sosialisasi 4 pilar kebangsaan pada Senin (25/10) kemarin.


Dalam unjuk rasa itu, para mahasiswa membawa grand issue : Copot rektor IAIN Palopo, Ada apa parpol masuk ke dalam kampus?


Jenderal lapangan, Wiro Sanjani mengatakan bahwa rektor tidak tegas menyikapi persoalan itu, harusnya menolak membawa atribut parpol, ini soal etika.


“Rektor harus tegas, kok bisa kegiatan seminar ada atribut parpol yang nyasar, harusnya pimpinan menolak itu, jangan malah diberi ruang,” ungkapnya.


Terpisah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Palopo, Dr Muahaimin saat dikonfirmasi belum siap memberikan keterangan karena sedang melakukan perjalanan dinas keluar kota.


Sementara itu, para mahasiswa terus akan melakukan aksi hingga mendapat keterangan jelas dari pimpinan. 


Sebelumnya diberitakan, kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Palopo menjadi sorotan beberapa pihak lantaran beberapa atribut Partai NasDem nampak berada di dalam forum yang baru saja terlaksana, pada Senin (25/10/2021).


Dzul Fiqri, yang merupakan Ketua Senat Mahasiswa IAIN Palopo menyampaikan bahwa perguran tinggi kedudukannya seharusnya lebih mengutamakan aktivitas Tri Dharma, yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. 


Di dalam pelaksanaan Tri Dharma itu perguruan tinggi harus melakukan aksi-aksi ilmiah, kerja-kerja akademik, dan juga hasil-hasil pemikiran yang dapat digunakan serta dinikmati oleh rakyat.


"Pandangan-pandangan moral dan arahan untuk kebaikan penyelenggaraan negara dan kesejahteraan rakyatlah yang justru ditunggu oleh mereka. Bukan aksi dukung mendukung seperti dalam politik praktis itu." ucapnya. (Arzad)


Previous Post Next Post