Bupati Luwu : I La Galigo Adalah Referensi Sejarah Luwu dan Merupakan Warisan Dunia




Selasa, 07 September 2021 | 16.25 WITA
Oleh: Tim HNM

Luwu, Sulsel – Bupati Luwu, Dr H Basmin Mattayang menerima kunjungan penulis Buku Romansa Purba dalam stanza I La Galigo, Alvin Shul Vatrick di rumah jabatannya, Kelurahan Pammanu Kecamatan Belopa Utara, Selasa (7/9/2021).

Dalam kunjungan tersebut, Alvin menyerahkan sebuah buku berjudul Romansa Purba dalam Stanza I La Galigo. Beberapa hari yang lalu, Alvin juga telah menyerahkan buku yang sama kepada Datu Luwu XL, La Maradang Mackulau Opu To Bau.
 
Dalam Pertemuan tersebut, Alvin menceritakan latar belakang sehingga dirinya tergerak untuk menulis buku Romansa Purba dalam Stanza I La Galigo. Periode I La Galigo memang telah berlalu berabad-abad silam, seiring putaran waktu jejak sejarah tentang Lontara I La Galigo masih terus diperbincangkan turun-temurun dari generasi ke generasi.

“Naskah asli dua belas jilid kitab I La Galigo yang berada di Leiden Belanda mungkin tidak dapat lagi dibaca langsung khususnya Wija To Luwu. Fakta itu tidak menjadi penghalang bagi siapa saja yang ingin mengetahui isi kitab terpanjang di dunia itu”, kata Alvin.
 
Setelah mengalami masa perioderisasi penulisan ulang I La Galigo, kini karya yang dilabeli oleh UNESCO sebagai Memory of the World kembali hadir di Tanah Luwu. Dua belas jilid itu hadir dalam wajah Romansa Purba dalam Stanza I La Galigo yang ditulis ulang oleh Alvin Shul Vatrick.

Usai menerima Buku yang mengisahkan kehidupan I La Galigo, Bupati Luwu menyampaikan apresiasinya terhadap Alvin.

“Saya sangat bangga menerima karya ini dan memberikan apresiasi kepada ananda Alvin, teruslah berkarya demi kemajuan ilmu pengetahuan dan pelestarian sejarah Luwu. Buku ini harus menjadi referensi masyarakat untuk menambah pengetahuan sejarah Luwu ”, ucap H Basmin Mattayang.
 
Di sela-sela pertemuan itu, Basmin sesekali bercerita tentang kitab I La Galigo di masa lalu. Dari sudut pandangnya, ia melihat I La Galigo sebagai warisan leluhur yang tidak pernah padam dan harus terus dilestarikan eksistensinya. (*)

Previous Post Next Post