Banjir dan Longsor Telan Korban Jiwa, Warga Geram, Singgung PT MDA: Masih Luas Gunung untuk Ditambang

 





Luwu, hnmindonesia.com, Sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan diterjang banjir bandang dan tanah longsor. Bencana ini menelan korban jiwa dan kerugian materil miliaran rupiah.





Selain korban jiwa, bencana alam yang menerjang Kabupaten Luwu, Jumat 3 Mei kemarin, menimbulkan kerugian materil yang tidak sedikit. Belasan rumah hanyut dan tertimbun longsor.



Bencana ini memunculkan sejumlah spekulasi. Warga net menyebut banjir dan longsor ini disebabkan aktifitas tambang di hulu.



"Masih luas gunung Latimojong, panggil lagi orang dari luar datang menambang," kata Arnawan, disosial media facebook.




Pasca banjir dan longsor tersebut, warga net ramai-ramai menyinggung aktifitas tambang emas di Latimojong.




"Sering terjadi banjir tapi kali ini luar biasa parah, daerah yang dulunya tidak banjir sekarang terendam hingga satu meter, ini pasti ada kaitannya dengan tambang PT Masmindo di Latimojong," keluh warga net.




Menanggapi itu, Pj Bupati Luwu, Muhammad Saleh membuat pembelaan. Saleh menampik jika banjir dan longsor di Luwu ada kaitannya dengan tambang PT Masmindo Dwi Area (MDA).




Hal itu disampaikan Saleh saat ditanya wartawan pasca mengunjungi korban banjir di Suli.



"Saya kira tidak seperti itu, jangan berspekulasi. Banjir dan longsor ini adalah bencana alam, curah hujan yang cukup tinggi dalam dua hari ini menjadi penyebabnya, air sungai meluap. Kami hanya menghimbau agar masyarakat kita tetap waspada dan bersabar, karena bencana ini juga terjadi di beberapa daerah di Sulsel," kata Saleh.




Saleh lalu menyebut jika pihaknya sudah mendirikan sejumlah posko dan dapur umum serta menyalurkan bantuan pada korban banjir.



Sementara itu, data terbaru dari sejumlah sumber menyebutkan, tanah longsor di Kecamatan Latimojong mengubur hidup-hidup delapan orang warga serta menimbun sejumlah rumah. Tim SAR gabungan bersama TNI/Polri pagi tadi sudah bergerak menuju lokasi longsor di Latimojong.



Sementara di Kecamatan Suli, warga korban banjir kembali dihadapkan dengan endapan lumpur yang terbawa saat banjir Jumat kemarin.



Rumah dan jalan desa di Suli dipenuhi lumpur tebal. Selain itu, beberapa warga korban banjir mengaku mulai kehabisan stok bahan makanan. Mereka kelaparan dan tidak punya lagi persediaan.



"Beras dan bahan makanan tidak ada yang tersisa, semua tersapu banjir. Kami kelaparan, karena bantuan yang masuk hanya dari relawan, air minum 6 gelas dan mie instan 15 bungkus," kata warga korban banjir di Desa Buntu Barana.



Dapur umum yang disediakan Pemerintah, tidak dapat dijangkau karena jaraknya yang cukup jauh dari rumahnya.



"Dengan kondisi seperti ini, kami tidak mungkin setiap saat harus ke dapur umum untuk makan," keluhnya.



Previous Post Next Post