Selasa 17 Juni 2025
Oleh: Putri Novasari-Tim
LUWU TIMUR,- Hnmindonesia.com,- Di tengah hiruk-pikuk dunia pendidikan yang kian kompetitif, secercah kabar menggembirakan datang dari UPT SMP Negeri 1 Malili. Sekolah ini berhasil mengukir prestasi gemilang sebagai Juara Umum Festival dan Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) 2025 tingkat SMP se-Kabupaten Luwu Timur, berkat torehan empat gelar Juara 1 dan satu Juara 2 dalam berbagai cabang lomba seni dan sastra.
Namun, di balik deretan piala dan piagam penghargaan itu, tersimpan cerita-cerita inspiratif tentang mimpi, ketekunan, dan semangat yang tumbuh dari ruang-ruang kelas hingga panggung perlombaan.
Ketika Suara Menjadi Doa
Clevy Hana Angelia Muhea, siswi kelas 8.B, menjadi sorotan saat suaranya mengalun merdu dalam lomba Nyanyi Solo. Tak hanya teknis vokal, tapi juga ketulusan rasa yang membuat para juri terdiam sejenak—seakan lagu yang ia nyanyikan adalah doa dari anak negeri untuk bangsanya. “Saya hanya ingin menyampaikan isi hati lewat lagu,” ucapnya pelan usai dinobatkan sebagai Juara 1.
Coretan Imajinasi dari Ruang Kelas
Dari dunia gambar, Asyifa Harsan (8.C) membawa pulang Juara 1 Ilustrasi. Karyanya bukan sekadar indah secara visual, tapi juga menyampaikan pesan yang kuat tentang harapan dan keberanian. “Saya menggambar tentang anak-anak Indonesia yang berani bermimpi,” katanya sambil memperlihatkan hasil ilustrasinya yang penuh warna dan makna.
Dongeng yang Menghidupkan Imajinasi
Sementara itu, Suci Ramadhani dari kelas 7.A memikat penonton lewat kisah yang ia dongengkan. Dengan ekspresi yang hidup dan suara yang penuh penjiwaan, Suci membuat pendengar seolah larut dalam cerita rakyat yang ia bawakan. “Saya suka mendongeng sejak kecil, karena dari dongeng kita bisa belajar banyak hal,” ungkapnya usai meraih Juara 1.
Harmoni Tradisi dalam Nada
Tak kalah memukau, lima siswa yakni Ni Putu Chalysta Saraswati, Grand Leader Madao, Audrey Calysta Patabang, Shaul Elfra Bungin, dan Ayunda Gracia membuktikan bahwa musik tradisional masih hidup di hati generasi muda. Penampilan mereka yang kompak dan penuh semangat menghantarkan mereka meraih Juara 1 Musik Tradisional, sekaligus membangkitkan kembali cinta pada budaya lokal.
Harmoni dalam Kolaborasi
Meski hanya meraih Juara 2 Ansambel Tiga Alat Musik, tim yang terdiri dari Kayla Nayyara P., Yoel Benyamin Ponglaba, dan Meravigliosi Lovshaining Karamoy tetap mendapat tepuk tangan panjang dari para penonton. Kekompakan dan penguasaan alat musik modern mereka menyiratkan kerja keras dan keseriusan latihan yang tak sedikit.
Sebuah Apresiasi untuk Semua
Kepala UPT SMP Negeri 1 Malili, H. Sahabuddin, S.Pd, M.M, tak bisa menyembunyikan rasa bangga dan harunya. “Prestasi ini adalah milik bersama. Anak-anak kita telah membuktikan bahwa seni bukan hanya soal bakat, tapi juga tentang karakter, disiplin, dan keberanian mengekspresikan diri,” ujarnya dalam sambutan usai pengumuman pemenang.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa dalam membentuk iklim belajar yang mendorong kreativitas. “Di sini, kami tidak hanya mencetak siswa yang pintar secara akademik, tapi juga punya jiwa seni dan rasa kemanusiaan,” tambahnya.
Inspirasi dari Timur Tana Luwu
Keberhasilan UPT SMP Negeri 1 Malili di ajang FLS3N 2025 menjadi bukti bahwa prestasi tidak hanya lahir dari kota-kota besar, tapi juga dari pelajar-pelajar yang tumbuh di sudut-sudut negeri dengan semangat yang tak pernah padam.
Kini, nama sekolah itu tak hanya harum di tingkat kabupaten, tapi juga menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Luwu Timur dan Sulawesi Selatan. Mereka telah menunjukkan bahwa seni dan sastra adalah bahasa universal yang mampu menyatukan, membentuk karakter, dan menyuarakan mimpi-mimpi besar dari anak-anak Indonesia.
Selamat untuk para pemenang, pembina, dan seluruh keluarga besar UPT SMP Negeri 1 Malili. Teruslah menari dengan nada harapan dan melukis masa depan dengan warna-warni prestasi!
(TIM ADVETORIAL)