OPINI: Iptek dan Riset Kesehatan Kawasan Pesisir dan Pertambangan



Oleh: Musdalifah


Mahasiswa Program Magister, Universitas Mandala Waluya, Kendari



Strategi Pengelolaan Sampah di Kawasan Pesisir Pantai


Salah satu permasalahan di dalam kawasan pantai atau pesisir adalah pengelolaan sampah. Sampah dapat menimbulkan permasalahan lingkungan apabila keberadaannya tidak tertangani dengan baik. 


Tujuan yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui berbagai jenis sampah dan bagaimana cara pengelolaannya., meliputi data kondisi eksisting daya tarik wisata kawasan pantai dan data terkait pengelolaan sampah. Sampah yang dihasilkan dikawasan pantai ada 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik yang dihasilkan berupa sampah-sampah dari alam seperti dedaunan, ranting-ranting dan ada sebagian sisa-sisa makanan yang telah dikonsumsi. Sedangkan untuk sampah anorganik yaitu seperti. 


Kaleng minuman, plastik, dan lain sebagainya yang tidak bisa terurai. Untuk pengelolaan sampah sendiri dapat di olah seperti membedakan jenis sampahnya, sampah anorganik dapat diolah kembali atau didaur ulang dan hasilnya dapat di jual lagi dengan kemasan yang berbeda.


Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistemtis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tujuan ini adalah untuk mendapatkan gambaran cara pengelolaan sampah di kawasan pesisir pantai, sarana penyedian pewadahan tempat sampah, fasilitas pembuangan sampah. 


Didalam hasil ini menampilkan beberapa strategi untuk pengelolaan sampah di kawasan pesisir pantai yaitu pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemprosesan akhir, kelembagaan pembiayaan, peraturan. Bedasarkan hasil pengumpulan data ini menampilkan beberapa strategi untuk pengelolaan sampah di kawasan pesisir pantai yaitu pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemprosesan akhir, kelembagaan pembiayaan, peraturan.



Pengelolaan kawasan pantai yang benar dan dilakukan dengan memperhatikan peraturan-peraturan dalam pengelolaan pastinya akan berhasil, terutama untuk pengelolaan sampah di kawasan pantai. Dalam pengelolaan sampah harus sangat diperhatikan, karena apabila dalam pengelolaannya tidak benar dan tidak sesuai dengan aturan maka dapat terjadi bencana khususnya di lingkungan pantai itu sendiri. Apabila sampah dikelola dengan baik, maka daya tarik pengunjung akan lebih besar lagi terhadap pantai.



Daya tarik sendiri dapat dikembangkan dan di tata sedemikian rupa agar wisatawan tertarik untuk datang, baik wisatawan lokal maupun dari luar. Penataan lingkungan pantai sangat penting untuk menarik wisatawan, pengelolaan sampah tidak kalah penting untuk selalu diperhatikan dan diolah dengan sebaik mungkin agar kawasan pantai dapat terlindungi dan bersih, sehingga ke alamian alamnya selalu terjaga.



Pengelolaan wilayah pesisir membutuhkan pengelolaan yang berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan. Laut yang mengelilingi wilayah Indonesia dipengaruhi oleh pergerakan arus, angin, dan gelombang yang mempengaruhi terjadinya abrasi. Abrasi yang dapat menyebabkan air laut menjadi keruh dan longsor di pinggir pantai bertebing selanjutnya akan mempengaruhi penduduk yang bermata pencaharian di pantai. 



Tujuan kajian adalah menganalisis potensi sumberdaya pantai Indonesia yang dapat dikelola dan dimanfaatkan secara berkelanjutan, dan menganalisis model yang sesuai dalam pengelolaan sumberdaya pantai sehingga potensi sumberdaya hayati berkelanjutan. Dalam pengelolaan sumberdaya perlu aturan yang diberlakukan, sehingga terjadi keseimbangan, kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya.



Kawasan Pantai adalah batas wilayah daratan dengan wilayah lautan. Daerah daratan merupakan daerah yang letaknya di atas dan di bawah perumukaan daratan dimulai dari batas gari pasang tertinggi. Sedangkan untuk daerah lautan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi yang ada di bawahnya. 



Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh kawasan pantai sangat melimpah dan memadai khusunya di wilayah pesisir Indonesia. Dengan adanya sumber daya yang memadai maka pengelolaannya juga harus memadai dan tidak boleh untuk dibiarkan begitu saja.



Wilayah kawasan pantai dapat dimanfaatkan secara teratur dan sesuai aturan, memanfaatkan kawasan pantai tidak boleh besar-besar an atau dapat disebut dengan mengeksploitasi sumbrer daya yang ada. Kawasan pantai dapat dimanfaatkan dengan mengambil sumber dayanya, seperti sari laut (udang, ikan, rumput laut, dll) yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan ekonomi, akan tetapi juga harus memperhatikan aturan dan tidak boleh mengambil dengan sesuka hati.


Masing-masing wilayah berbeda satu dengan yang lain dan berbeda pula permasalahan yang dihadapi, oleh karena itu penanganannya akan berbeda pula. Kewenangan pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, tersebar dalam berbagai perundang-undangan (sektoral) seperti pariwisata, lingkungan, tata ruang, pertanahan, pertambangan, kehutanan dan sebagainya.



Wilayah kawasan pantai merupakan rangkaian ekosistem yang alami dan produktif, tentunya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Selain menghasilkan bahan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan, wilayah kawasan pantai juga mempunyai manfaat ekologis yang sangat penting, yaitu sebagai tempat budidaya baik ikan, udang, dan sari laut yang lain. Wilayah kawasan pantai sebaiknya dikelola dengan baik dan tetap memperhatikan peraturanperaturan yang ada.



Pengelolaan kawasan pantai yang benar dilakukan dengan memperhatikan peraturanperaturan dalam pengelolaan pastinya akan berhasil dan daya tarik kawasan pantai akan meningkat, sehingga menambah pemasukan warga setempat ataupun ke daerah setempat. 


Kebersihan pantai juga harus diperhatikan, terutama dalam pengelolaan sampahnya. Pengelolaan wilayah pantai membutuhkan pengelolaan yang berkelanjutan untuk masa yang akan datang, tidak hanya dinikmati untuk masa sekarang aja, akan tetapi kita dalam mengelola kawasan pantai harus memikirkan untuk jangka panjangnya, agar kawasan pantai tetap lestari dan dapat terus dinikmati.



Kawasan pantai merupakan kawasan yang sangat diminati oleh wisatawan untuk menikmati pemandangan yang sangat indah dan menyejukkan. Selain digunakan untuk pariwisata kawasan pantai juga dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar maupun digunakan untuk kepentingan daerah setempat. Kaitannya dengan pariwisata dan pemanfaatan lainnya tentunya kawasan pantai tidak lepas dari sampah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekitar pantai pastinya akan menghaslkan sampah.


Adapun faktor-faktor yang menyebabkan penumpukan sampah dikawasan pantai yaitu:


Kurangnya kesadaran dari pengunjung Pengunjung / wisatawan yang datang tentunya melakukan aktivitas disekitar pantai dan pastinya juga mengkonsumsi makanan. Dengan adanya hal tersebut tentunya akan menghasilkan sampah, terlepas dari sudah disediakannya tempat sampah pengunjung mayoritas tidak sadar begitu penting untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, karena kelalaiannya ataupun mungkin dengan sengaja sampah dibuang begitu saja disekitar pantai tanpa memikirkan dampaknya yang akan terjadi.


Selain itu, dipengaruhi juga dengan ketidakmampuan pengunjung untuk membedakan dan mengelompokkan jenis-jenis dalam pembuangan sampah, sehingga dapat membuat proses penguraian sampah menjadi terhambat dan menumpuk di kawasan pantai. 


Dengan penumpukan sampah tersebut maka membuat semua jenis sampah tercampur menjadi satu dan membuat bakteri kurang maksimal dalam mengurai jenis sampah yang seharusnya bisa di urai atau jenis sampah organik yang dikarenakan terhambat atau tercampur dengan jenis sampah yang tidak dapat di urai atau jenis sampah anorganik. 


Maka dari itu kita harus mengerti perbedaan sampah organic dan anorganik agar pengelolaan sampah dapat tertangani dengan baik dan benar, sehingga penumpukan sampah tidak akan terjadi dan proses penguraiannya dapat berlangsung lebih maksimal dan optimal.



Kurangnya tempat sampah yang disediakan Kawasan pantai pasti banyak pengunjungnya, apalagi kawasan pantai yang didukung dengan dyatarik yang sangat indah, secara otomatis wisatawan akan tertarik dan menikmatinya.


Dengan adanya hal tersebut, sebaiknya pengelola kawasan pantai setempat juga menyediakan tempat sampah yang memadai agar sampah tidak tercecer dan menyebabkan penumpukan. Untuk saat ini, dikawasan pantai masih minim untuk ketersediaan tempat sampah, sehingga sampah-sampah banyak yang dibuang sembarangan disekitar pantai.



Sampah rumah tangga sekitar kawasan pantai Sampah yang menumpuk dikawasan pantai disebabkan juga dari faktor rumah tangga warga sekitar pantai. Sehingga banyak sampah yang dihasilkan dari berbagai faktor lingkungan dan membuat penumpukan sampah dikawasan pantai. Dengan adanya penumpukan sampah di kawasan pantai maka secara otomatis pemandangan disekitar pantai juga terganggu, selain menganggu pandangan, penumpukan sampah juga menyebabkan daya tarik pantai tersebut menurun.



Jenis sampah yang dihasilkan dikawasan pantai kebanyakan yaitu sampah anorganik daripada sampah organiknya. Sampah yang dihasilkan seperti kaleng- kaleng minuman, plastik bungkus makanan, dan masih banyak lagi. Sampah tersebut dihasilkan dari wisatawan dan pelaku usaha yang terdapat dikawasan pantai. Sampah organik sendiri yaitu sampah yang mudah untuk terurai dan membusuk, sedangkan untuk sampah jenis anorganik yaitu sampah yang tidak mudah untuk terurai atau susah untuk membusuk.



Semakin banyak produksi dari pelaku usaha sekitar pantai, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan, apabila pelakuusaha tidak mengelola sampah dengan baik maka penumpukan sampah akan semakin bertambah dan mengurangi daya tarik kawasan pantai tersebut.



Masalah sampah masih menjadi pekerjaan yang permasalahannya tak kunjung selesai. Sampah yang menumpuk tidak hanya di permukiman akan tetapi dikawasan pantai juga terjadi penumpukan sampah. Karena tempat pembuangan sampah masih terbatas, maka penumpukan sampah tidak dapat dihindari. Pengolahan sampah dikawasan pantai masih kurang optimal sehingga hasilnya pun kurang maksimal.



Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (UUPS), yang dimaksud dengan sampah adalah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang merupakan sisa dari kegiatan manusia harus dikelola agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.



Tujuan umum lingkungan hidup adalah tercapainya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, maka pengelolaan sampah ataupun strateginya harus dilakukan dengan baik dan benar agar kebersihan pantai tetap terjaga. Memulai untuk mencegah faktor penyebab penimbunan atau penumpukan sampah tersebut, yaitu dengan cara memberikan tempat sampah yang cukup dan memadai untuk pembuangannya, menyiapkan tempat sampah sesuai sifat atau jenis sampahnya.



Sehingga wisatawan dapat membuang sampah dengan benar dan tentunya mengurangi penumpukan dan pencemaran kawasan pantai. Faktor lain yang menyebabkan penumpukan sampah dikawasan pantai yaitu sampah yang terbawa arus sungai karena masih banyak warga sekitar pantai yang membuang limbah rumah tangga ke sungai, sehingga terbawa arus ke pantai dan menyebabkan penumpukan disana.



Kebanyakan dipantai sudah disediakan tempat sampah akan tetapi masih banyak tempat sampah yang kurang memadai yaitu masih berupa satu tempat untuk berbagai macam sampah. Lebih baik lagi jika pemerintah setempat ataupun pengelola pantai menambah lagi persediaan tempat sampah dan memperhatikan jenis-jenis sampah yang dihasilkan dari kawasan pantai. Sehingga tempat sampah tidak tersedia hanya satu jenis saja, bisa juga pemerintah menambah tempat sampah sampai dengan ke jalur perumahan-perumahan yang ada disekitar pantai.



Sehingga masyarakat dalam membuang sampah hasil rumah tangga tidak lagi ke pantai, dengan hal ini maka dapat mengurangi penumpukan sampah yang ada dikawasan pantai. Penumpukan sampah juga terjadi karena pengelolaan sampah tidak maksimal, seperti metode 3R tidak dilakukan dengan baik, sehingga kerjasama antara masyarakat disekitar pantai, wisatawan dan dari pihak pemerintah sangat diperlukan. Dengan mengenali berbagai jenis sampah dan membuangnya sesuai dengan sifatnya maka setidaknya dapat mencegah semakin tingginya tumpukan sampah dikawasan pantai.



Sampah yang dihasilkan di kawasan pantai yaitu kebanyakan sampah anorganik, karena wisatawan yang berdatangan akan mengkonsumsi makanan dan minuman yang kebanyakan dibungkus dengan plastik, kaleng dan lain sebagainya. Sebaran sampah juga bersumber dari masyarakat sekitar pantai serta dari pelaku usaha sendiri di lingkungan pantai yang kurang menyadari akan pembuangan sampah yang baik dan benar. Jenis sampah organik yang dihasilkan di kawasan pantai kebanyakan berupa sisa makanan tamu, sisa bahan baku makanan, kertas, kardus, karton, Koran, dan lain-lain.



Strategi pengelolaan sampah yang dilakukan yaitu dengan melakukan pemilahan terlebih dahulu, memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Selanjutnya di olah dengan cara 3R yaitu Reduce yang berarti mengurangi penggunaan plastic yang nantinya akan menjadi sampah, Reuse yang berarti menggunakan kembali seperti botol-botol minuman yang sama dan sejenis lalu dibersihkan dan disortir sesuai jenis dan ukurannya. 


Selanjutnya bisa dimanfaatkan kembali menjadi kemasan produk ataupun lainnya yang telah diproduksi, dan untuk pengelolaan sampah dengan cara Recycle yang berarti mendaur ulang kembali sampah anorganik menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis dan bisa berpeluang menjadi usaha baru masyarakat dikawasan pantai.


Previous Post Next Post